Prasasti Nalanda ditemukan di Nalanda, Bihar, India Timur berhuruf Devanagari dan berbahasa Sanskerta, diduga berasal dari abad ke-9 Masehi. Pada prasasti ini disebutkan nama Balaputradewa sebagai Raja Sriwijaya.
Penguasa India saat itu, Raja Dewapaladewa dari Dinasti Pala, dikenal sebagai raja pelindung agama Budha. Keberadaan Nalanda sebagai pusat studi agama Budha menarik minat banyak bhiksu dari Asia Tenggara dan Tiongkok untuk belajar.
Nalanda merupakan salah satu universitas pertama di dunia yang berasrama didirikan pada tahun 450 sesudah Masehi. Pada masa kejayaannya, universitas ini pernah mengakomodasi lebih dari 10.000 murid dan 2.000 guru. Nalanda mempunyai delapan taman berpagar terpisah dan sepuluh kuil, bersamaan dengan beberapa aula meditasi dan kelas. Perpustakaannya terletak di gedung bertingkat sembilan dimana banyak buku ditulis disini.
Di Nalanda inilah kemudian terjalin hubungan antara Sriwijaya dengan Dinasti Pala di India. Atas izin Raja Dewapaladewa, Raja Balaputradewa mendirikan asrama di kompleks wihara Nalanda. Balaputradewa juga mengajukan permintaan kepada Raja Dewapaladewa agar tanah-tanah di beberapa desa di Nalanda dijadikan sima (daerah bebas pajak) untuk pemeliharaan asrama tersebut.
Jalinan hubungan diplomatik Sriwijaya dan India terus berlangsung sampai masa sesudahnya, berupa hubungan damai dengan menggunakan jalur agama sebagai jembatannya. Para biksu yang belajar di Nalanda tidak hanya belajar agama, tetapi mereka juga mempelajari seni arsitektur dan pahat. Kepandaian dalam arsitektur dan pahat ini nantinya berguna ketika mereka kembali ke Sriwijaya. Oleh karena itu, hingga saat ini banyak ditemukan bangunan arsitektur dan arca dengan gaya India Selatan di Nusantara.
Sumber: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Balitbang, Kemendikbud dan https://id.wikipedia.org/wiki/Nalanda (diakses tanggal 18 Oktober 2022)
Comments